Fakultas Ilmu Komunikasi, (GE).- Mungkin tidak banyak yang mengetahui, bahwa tanggal 17 Mei merupakan saat diperingatinya Hari Buku Nasional. Dalam momentum Hari Buku tahun ini, sejumlah mahasiswa Universitas Garut mencanangkan program edukatif yang diberi label “ Sehari Tanpa Gadget” (A Day Without Gadget ). Sejumlah mahasiswa Uniga yang peduli akan mutu pendidikan ini telah melakukan sosialisasinya di kampus SMAN 17 Garut. Tujuan utama dalam program yang digagas mahasiswa Uniga ini diantaranya agar minat baca pelajar meningkat.

Para mahasiswa Uniga, khususnya dari Fakultas Ilmu Komunikasi mengaku merasa khawatir dengan gaya hidup pelajar sekarang yang sepertinya sudah kecanduan gadget. Kekhawatiran mahasiswa ini cukup beralasan, karena memang saat ini dengan adanya perkembangan teknologi informasi yang kian pesat malah berdampak buruk pada minat baca pelajar yang kian menurun. Kampanye tersebut merupakan salah satu tugas mata kuliah PR Strategi dan Taktik.

Sementara itu, salah seorang mahasiswa Uniga, Raka kurniawan yang juga ketua pelaksana kegiatan ini berharap agar pelajar atau siswa tidak tergantung menggunakan gadget dan sejenisnya. Pelajar juga diharapkan untul lebih memanfaatkan fasilitas perbustakan sebagai wahana untuk meningkatkan wawasan keilmuan.

“Ya, salah satu harapan kita dari kegiatan kampanye ‘Sehari Tanpa Gadget’ ini adalah menumbuhkan minat baca para pelajar. Sperti kita ketahui, pelajar sekarang tampaknya semakin menurun minat bacanya, hal ini salh satunya diakibat dari ketergantungannya akan gadget. Kami berharap kedepannya pihak sekolah menjadwalkan kegiatan gerakan satu hari tanpa gadget itu satu bulan sekali atau minimal seminggu sekali.” Ungkapnya.

“Acara ini oke juga untuk memotivasi kita kita agar lebih giat lagi belajar menggunakan buku dibandingkan pake gadget. Harapannya, untuk hari buku nasional tanggal 17 mei 2016 teman teman dari SMAN 17 Garut, juga siswa lainnya di indonesia bisa lebih memahami dan menjadikan buku sebagai gudang ilmu dibandingkan dengan menggunakan gadget.” Tuturnya. (Idrus Andriawan)