emilihan Duta GenRe Kabupaten Garut sudah
menarik perhatian Putri Mutiara Sari semenjak menjadi mahasiswi tingkat 1
Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Garut (Uniga). Sebelum mengetahui ajang
tersebut, gadis kelahiran Garut 19 Januari 1999 ini, seringkali menjadi master
of ceremony (MC) di berbagai event sekolah, mengikuti berbagai organisasi,
dan perlombaan dimulai sejak ia menginjak kelas 5 sekolah dasar.
“Saya berusaha mengembangkan potensi yang saya punya melalui
organisasi, karena saya yakin peluang akan datang kepada mereka yang
berusaha,” ujar mahasiswi Jurnalistik Fakultas Ilmu Komunikasi Uniga ini.
Selain aktif di berbagai organisasi, Putri juga
selalu meraih peringkat kelas 5 besar semenjak kelas 1 SD hingga kelas 12 SMP.
Pernah mengikuti OSIS, Pramuka, Paskibra, seni, basket, kelas tata busana, BEM,
paduan suara, kru dokumentasi, Garut Creactive Hub, dan PIK-R Reka belum
menjadikan gadis 160cm ini jadi pribadi yang lebih percaya diri.
Sempat mengisi formulir online Duta GenRe tahun
kemarin. Namun setelah selesai mengisi, Putri justru mengurungkan niatnya dan
bertekad untuk mempersiapkan diri tahun ini.
Saya
tertarik mengikuti Duta GenRe tahun kemarin, sempat mengisi formulir online.
Namun, bukannya mengirim formulir saya malah mengurungkan niat untuk mendaftar
karena merasa ‘saya punya apa ya? Saya bisa apa ya?’ Dan bertekad untuk ikut
tahun ini serta mempersiapkan diri lebih baik. Alhamdulillah, do’a dan
kerjakeras saya terwujud,” ujarnya haru.
Putri
bercerita, saat penilaian tertutup 24 besar menuju Grand Final, Kamis
(11/04/2019), ia mengikuti tes focus grup discussion (FGD) jalur
pendidikan mengenai “Be your self”. Saat itu dirinya berusaha keras untuk
memberikan yang terbaik setiap sesinya, dan peserta yang lainpun merespon
positif.
“Pada
saat itu saya setuju terhadap semua opini rekan-rekan yang lain. Namun, saya
beropini bahwa sejatinya tidak ada manusia yang sepenuhnya menjadi diri
sendiri, kita merupakan hasil adopsi dari apa yang kita lihat, apa yang kita
dengar, dan apa yang kita amati. Dimulai dari Keluarga, kita meng-copy-ing
sikap lemah lembut dari ibu. Sedangkan tegas dan bijaksana dari ayah.
Selanjutnya jika kita sendirian di hutan? Kita tetap bisa belajar dari
tumbuh-tumbuhan yang tumbuh tanpa disiram, semut yang bergotong royong untuk
mencari makanan dll,” jelasnya.
Pada 14 April 2019, sejarah terukir untuk Putri
Mutiara Sari. Di hari grand final, alumni SMPN 5 Garut dan MAN 1 Garut ini
tampil sebagai peserta nomor 8 berpasangan dengan Tulus Gunadi (Terpilih
menjadi Duta GenRe Terbaik 2 Putera Kabupaten Garut 2019 Jalur Pendidikan).
“Saat itu saya merasa bangga, bahagia dan masih
tidak percaya bisa menjadi bagian dari ajang yang luar biasa ini, dihadiri
orangtua, Bupati Garut, dan membuktikan kepada orang-orang di luar sana. Saya
terus bersyukur, bisa sampai di titik ini,” kata gadis peminat public speaking
ini.
Putri mengaku sudah legowo ketika namanya tidak
kunjung disebut, ketika tersisa satu tempat lagi yakni Duta Terbaik 1. Ia
melihat raut kecemasan di paras keluarganya, namun tetap memberikan semangat
dan seperti memberi sinyal “senyum, gapapa”.
Selain itu, ia sadar kualitas peserta lain memang
tidak bisa diragukan lagi. Ia bersyukur dan meyakini akan rencana Allah SWT.
Saat MC menyebut namanya sebagai pemenang “Duta GenRe Terbaik 1 Puteri
Kabupaten Garut 2019” dan otomatis menjadi wakil Kabupaten Garut di ajang
pemilihan Duta Genre Jawa Barat 2019 mendatang. Meski sedikit tidak percaya,
Putri bergegas maju sekaligus dinobatkan oleh Bupati Kabupaten Garut.
“Alhamdulillah, rencana-Nya memang yang terbaik. Ini bukan akhir dari sebuah perjuangan, namun langkah awal untuk terus berjuang. Point dari semuanya adalah attitude, menjadi seorang pemenang bukan berarti saya paling sempura, justru dengan ini semua memotivasi saya untuk menjadi pribadi yang lebih baik, dan bermanfaat bagi orang banyak,” pungkas penerima beasiswa Bidikmisi di kampusnya ini.
Sumber :